Minggu, 25 Februari 2018

aporan percobaan Model Penyaringan Darah dalam Ginjal

laporan percobaan Model Penyaringan Darah dalam Ginjal

Nama Kelompok: 1. Atika Nuri C ( 04 )
                              2. Maria Fernanda W ( 13 )
                              3. Tyas Annisa ( 22 )
                              4. Wafi Ripatraka Ardana ( 24 )
LAPORAN PRAKTIKUM MODEL PENYARINGAN DARAH DALAM GINJAL

Alat & Bahan :
  1.  500 mL air
  2.  2 mL pewarna makanan warna merah
  3.  1 sendok makan tepung terigu
  4.  1 buah pengaduk
  5.  2 buah gelas kimia ukuran 500 mL 
  6.  1 buah corong
  7.  1 buah kertas saring
Langkah Kerja :
  1. Sediakan 500 mL air lalu campurkan 5 tetes pewarna makanan ke dalam gelas kimia
  2. Sediakan 1 sendok tepung terigu
  3. Susunlah alatnya
  4. tuangkan secara hati hati sebagian campuran yang telah dibuat, diatas kertas saring
  5. Amatilah hasil penyaringan yang terbentuk, bandingkan dengan larutan yang belum disaring.
Soal
  1. bagaimana perbedaan air dari larutan hasil penyaringan dan bahan awal sebelum disaring?
Perbedannya air larutan hasil penyaringan lebih jernih dan warnanya lebih pekat sedangkan air sebelum disaring lebih keruh. 

      2. Apa yang menyebabkan berbeda?
Penyebab berbedanya air adalah karena dicampurkan tepung kedalam cairan sehingga difilter warnanya berbeda dengan warna semula.

     3.Bila rangkaian percobaan pada gambar diumpamakan sebagai malphigi, maka
           a. Corong dan kertas saring diumpamakan sebagai bagian apakah pada badan malpighi?
              Diumpamkan sebagai glumerulus.


           b. Gelas kimia diumpamakan sebagai bagian apakah pada badan malpighi ?
              Diumpamakan sebagai kapsula bowman.

Kesimpulan
proses filtrasi merupakan proses yg sangat penting dalam sistem ekskresi, karena proses tersebut berfungsi untuk memisahkan zat yg tidak diperlukan oleh tubuh.
              
Lampiran 







Kamis, 22 Februari 2018

Sistem Ekskresi Manusia



Nama Kelompok :
1. Atika Nuri Cahyanti (04)
2. Maria Fernanda W (13)
3. Tyas Annisa R (22)
4. Wafi Ripatraka A (24)
Sistem Ekskresi Manusia 


Ekskresi diperlukan tubuh agar zat sisa tersebut tidak meracuni tubuh karena dapat merusak berbagai organ dalam tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian. Sistem ekskresi pada manusia melibatkan beberapa organ ekskresi yaitu : ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

a. Ginjal
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem urine. Ginjal sering disebut juga dengan buah pinggang karena letaknya yang berada di sebelah kanan dan kiri tulang pinggang.

b. Kulit 
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang merupakan organ terluas pada tubuh kita. Kulit sangant tipis dengan beberapa lapisan yang menyusunnya.

c. Paru-paru
 Selain berfungsi sebagai alat pernapasan pada manusia, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

d. Hati
Hati juga merupakan alat ekskresi karena hati mengeluarkan empedu. Empedu adalah cairan berwarna kehijauan dan rasanya pahit.
sumber :https://putuagem.blogspot.co.id/2014/03/sistem-ekskresi-pada-manusia.html

Ayo, Kita Diskusikan 

1. Apakah tubuh kita mengeluarkan zat sisa? Coba identifikasilah zat sisa yang dikeluarkan oleh tubuhmu!
jawaban 1 :
  • Ya, tubuh memiliki mekanisme untuk membuang sampah-sampah yang tidak dibutuhkan agar tetap sehat.
  • Di bawah ini adalah berbagai jenis kotoran yang dihasilkan tubuh atau keluar dari tubuh manusia dalam kehidupannya, yaitu antara lain 
          - Keringat
          - Kotoran Hidung 
          - Kotoran Mata
          - Kotoran Telinga 
          - Lemak Wajah
          - Komedo
          - Minyak Kulit
          - Ketombe
          - Feses
          - Air Seni / Air Kencing
          - Darah Haid / Menstruasi (Khusus Perempuan)
          - Nanah, dll
sumber : http://destipurnamari.blogspot.co.id/2017/01/zat-yang-dikeluarkan-manusia.html

jawaban 2 : 
Iya,karena tubuh mengeluarkan sisa sisa metabolisme pada tubuh seperti : 
• Ginjal mengeluarkan Urine
• kulit mengeluarkan keringat
• paru paru mengeluarkan zat Co2
• Hati
mengeluarkan zat cairan empedu 
sumber : https://brainly.co.id/tugas/5079796


2. Mengapa zat sisa yang ada di dalam tubuhmu harus dikeluarkan ?
  • Karena jika tubuh tidak mengeluarkan zat sisa akan bersifat meracuni tubuh sehingga akan merusak berbagai organ dalam tubuh bahkan dapat berujung pada kematian.
sumber: http://fadlilahnorma.blogspot.co.id/2017/01/zat-sisa-yang-dikeluarkan-oleh-manusia.html

jawaban 2
  •  Karena sampah sampah tubuh merupakan racun yang  harus dikeluarkan.
sumber: http://nadivaaap.blogspot.co.id/2017/01/zat-yang-dikeluarkan-manusia.html

3. bagaimana dampaknya jika zat sisa dalam tubuhmu tidak dikeluarkan?
  • akan timbul berbagai macam penyakit dan gangguan gangguan pada sistem ekskresi(https://brainly.co.id/tugas/14041010)
  • Akan terjadi penumpukan pada organ pencernaan, Dan dapat merusak bermacam macam sistem organ, terutama hati dan ginjal yang dapat memicu terbentuknya racun didalam tubuh.(https://brainly.co.id/tugas/9485188)


Minggu, 18 Februari 2018

Biang Keringat

Biang Keringat 

Apa itu biang keringat?

Biang keringat, atau juga dikenal dengan miliaria, adalah jenis ruam kulit yang terjadi saat keringat, sel kulit mati, atau bakteri terperangkap di bawah kulit, atau saat kelenjar keringat tersumbat. Biang keringat biasanya muncul pada leher, bahu, dada dan area di sekitar ketiak, siku, dan pangkal paha.
Biang keringat biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun pada kasus yang serius, biang keringat dapat mengganggu mekanisme regulasi panas pada tubuh.

Seberapa umumkah biang keringat?

Siapapun dapat mengalami biang keringat. Bayi dan anak-anak dapat mengalami biang keringat saat cuaca panas atau lembap, karena kelenjar keringat masih belum terbentuk sempurna. Biang keringat dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala biang keringat?

Gejala-gejala umum dari biang keringat adalah:
  • Benjolan-benjolan dan lenting yang merah dan kecil pada kulit
  • Pembengkakan ringan
  • Gatal-gatal
  • Sensasi perih atau tertusuk-tusuk secara intens.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Biang keringat biasanya menghilang dalam beberapa hari, namun dapat mempengaruhi regulasi panas pada tubuh. Anda harus menghubungi dokter apabila Anda mengalami:
  • Area yang terpengaruh terasa sangat sakit atau bengkak
  • Lenting mengandung terlalu banyak nanah
  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak, leher atau pangkal paha
  • Demam atau menggigil.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab biang keringat?

Biang keringat terjadi saat suhu panas dan lembap. Kondisi ini terjadi apabila Anda tinggal atau berpergian ke negara-negara tropis atau mengenakan pakaian yang membuat kulit tidak dapat bernapas. Biang keringat biasanya akan lebih parah pada area yang tertutup. Pada beberapa kasus, orang dapat mengalami biang keringat saat musim dingin karena pakaian yang digunakan.
Pada orang dewasa, keringat berlebih dapat membuat pori-pori dan kelenjar keringat bekerja berlebih dan tersumbat. Keringat yang tersumbat membuat iritasi kulit dan biang keringat. Pada anak-anak, kelenjar keringat mereka masih belum terbentuk dengan sempurna dan mudah pecah, menyebabkan keringat terperangkap di bawah kulit.
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas dapat menyebabkan keringat berlebih. Olahraga dan bed rest yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan biang keringat.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk biang keringat?

Ada banyak faktor risiko untuk biang keringat, yaitu:
  • Bayi yang baru lahir lebih mudah mengalami biang keringat selama 1 minggu pertama.
  • Orang yang tinggal di daerah dengan iklim tropis lebih mudah mengalami biang keringat.
  • Aktivitas fisik yang berlebih tanpa pakaian yang sesuai.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana biang keringat didiagnosis?

Biang keringat dapat didiagnosis dengan melihat tampilan kulit.

Apa saja pengobatan untuk biang keringat?

Biang keringat biasanya akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi biang keringat adalah menghindari panas, lembap, mengenakan pakaian katun yang longgar, dan kurangi berkeringat.
Anda juga dapat menggunakan pengobatan untuk meredakan rasa gatal. Beberapa obat adalah: losion calamine, krim hydrocortisone, tablet antihistamin dan steroid topikal. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan pengobatan yang memerlukan resep.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi biang keringat?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi biang keringat:
  • Hindari merasa kepanasan dengan berteduh saat di luar dan minum banyak air untuk menghidrasi tubuh Anda.
  • Mandi dengan air dingin untuk menyejukkan kulit Anda. Berada di ruang ber-AC atau menggunakan kipas angin juga dapat membantu. Anda dapat menggunakan kompres dingin, namun hindari menggunakannya lebih dari 20 menit.
sumber : https://hellosehat.com/penyakit/biang-keringat-2/
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=JBV62ySw9fw

Jerawat

Jerawat 

Jerawat

Jerawat adalah suatu kondisi kulit dimana terjadi penyumbatan kelenjar minyak pada kulit disertai infeksi dan peradangan. Biasanya terjadi pada usia remaja karena peningkatan hormon. Jerawat dapat timbul di wajah, dada, ataupun punggung. Banyak cara untuk mengatasi jerawat dan beragam obat ditawarkan untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini.

Cara mengatasi jerawat dapat dilakukan dengan:
Tidur cukup, minimal 7 jam sehari
  1. Perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur
  2. Kurangi atau kalau bisa hindari memakan makanan bertepung, mengandung gula, cokelat, dan kacang
sumber : http://tugassekolah123.blogspot.co.id/2014/04/jerawat-eksim-dan-gangren-gangguan.html
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Sokvee9TO1g

Kanker Ginjal

Kanker Ginjal

Kanker ginjal adalah salah satu jenis kanker yang paling cepat tumbuh dan menyebar dalam tubuh manusia. Terlambat mendapatkan diagnosis bisa berakibat sangat fatal. Sayangnya, gejala kanker ginjal umumnya tidak terlihat pada stadium awal sehingga cukup sulit untuk mengenali ciri-cirinya dan mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kanker ini memang baru akan terasa gejala atau tandanya setelah mencapai tahap menengah sampai stadium lanjut. Pada stadium lanjut, orang yang memiliki kanker ginjal akan merasakan nyeri dan pembengkakan di sekitar area pinggang. Apa lagi gejala-gejala kanker ginjal yang patut diwaspadai? 

Ciri-ciri dan gejala kanker ginjal

Perubahan warna urine

Warna urine (air kencing) umumnya adalah bening, jika setiap harinya Anda rutin mengonsumsi banyak air putih. Atau biasanya warna urine yang keluar adalah kuning bila cairan tubuh mengalami dehidrasi. Namun, pada orang yang memilki kanker ginjal, urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau kecokelatan. Ini dikarenakan tercampurnya urine dengan darah, atau disebut juga hematuria.

Sakit punggung

Rasa sakit seperti adanya tekanan di punggung bisa jadi tanda adanya kanker ginjal. Namun, gejala ini biasanya terasa jika massa tumor sudah membesar dan menekan jaringan lain di sekitar ginjal. Kebanyakan orang baru diketahui memiliki kanker ginjal setelah menjalani CT scan maupun MRI ketika mengeluh sakit punggung ataupun perut.

Nafsu makan hilang

Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya (misalnya tidak sedang diet) biasanya terjadi pada penyakit-penyakit kronis seperti kanker, diabetestuberkulosis paru, dan sebagainya.
Maka, apabila Anda mengalami nafsu makan yang cenderung menurun sehingga berat badan turun secara drastis, ditambah gejala gangguan ginjal lainnya, sebaiknya Anda cek ke dokter untuk mendeteksi gejala kanker ginjal secara dini.

Demam

Demam yang dialami kemungkinan terjadi karena gejala penurunan nafsu makan dan berat badan Anda. Tubuh yang kekurangan nutrisi dan cairan akan memudahkan Anda mengalami infeksi dan demam.

Tubuh cepat lelah

Tubuh yang terasa lelah, lemas, dan lesu dapat terjadi karena hilangnya nafsu makan Anda. Tubuh akan menjadi sangat lemas bila tetap tak diisi dengan makanan dan minuman yang cukup. Jika keluhan ini disertai juga dengan nyeri punggung hingga urine yang berdarah, segera periksalah ke dokter.

Gejala kanker ginjal lainnya

  • Kekurangan darah atau anemia.
  • Keluar keringat di malam hari.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Pembengkakan pembuluh darah di sekitar testis (jika kanker ginjal diderita oleh pria).
  • Bengkak di pergelangan kaki atau kaki Anda.
  • Kanker ginjal yang menyebar ke bagian lain tubuh Anda dapat menyebabkan gejala lain, seperti sesak napas, batuk darah, dan sakit tulang.

Bagaimana menentukan stadium kanker ginjal?

Jika kanker ginjal didiagnosis, dokter Anda perlu mengetahui sejauh mana stadium mana kanker ginjal yang Anda miliki. Hal ini untuk membantu Anda memilih pengobatan yang terbaik dan sesuai. Penentuan stadium didasarkan pada ukuran tumor ginjal dan apakah kanker telah menyerang jaringan terdekat atau menyebar ke bagian tubuh yang lain. Stadium-stadium kanker ginjal yaitu:
  • Stadium I: Tumor tidak lebih besar dari bola tenis (hampir 3 inci atau sekitar 7 sentimeter). Sel kanker hanya ditemukan di ginjal.
  • Stadium II: Tumor lebih besar dari pada bola tenis. Tapi sel kanker hanya ditemukan di ginjal.
  • Stadium III: Tumor bisa bermacam-macam. Ini telah menyebar ke setidaknya satu kelenjar getah bening terdekat. Atau sudah tumbuh melalui ginjal untuk mencapai pembuluh darah di dekatnya.
  • Stadium IV: Tumor telah tumbuh melalui lapisan jaringan lemak dan lapisan luar jaringan fibrosa yang mengelilingi ginjal. Atau sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau ke paru-paru, hati, tulang, atau jaringan lainnya.
sumber :https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/gejala-kanker-ginjal/

diabetes insipidus

diabetes insipidus

Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka, dengan gejala selalu merasa haus dan pada saat bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sangat parah, penderitanya bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari.
Diabetes insipidus sendiri berbeda dengan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Diabetes insipidus, pada lain sisi tidak terkait dengan kadar gula dalam darah.
Diabetes insipidus-Alodokter

Penyebab Diabetes Insipidus

Terjadinya diabetes insipidus dikarenakan gangguan pada hormon antidiuretik (antidiuretic hormone/ADH) yang mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan hipotalamus, yaitu jaringan khusus di otak. Hormon ini disimpan oleh kelenjar pituitari setelah dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon antidiuretik ini saat kadar air di dalam tubuh terlalu rendah. ‘Antidiuretik’ berarti bersifat berlawanan dengan ‘diuresis’. ‘Diuresis’ sendiri berarti produksi urine. Hormon antidiuretik ini membantu mempertahankan air di dalam tubuh dengan mengurangi jumlah cairan yang terbuang melalui ginjal dalam bentuk urine.
Yang menyebabkan terjadinya diabetes insipidus adalah produksi hormon antidiuretik yang berkurang atau ketika ginjal tidak lagi merespons seperti biasa terhadap hormon antidiuretik. Akibatnya, ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat. Orang yang mengalami kondisi ini akan selalu merasa haus dan minum lebih banyak karena berusaha mengimbangi banyaknya cairan yang hilang.
Diabetes insipidus sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
  • Diabetes insipidus kranial. Diabetes insipidus jenis ini yang paling umum terjadi. Disebabkan tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik dari hipotalamus. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar pituitari. Kerusakan yang terjadi bisa diakibatkan oleh terjadinya infeksi, operasi, cedera otak, atau tumor otak.
  • Diabetes insipidus nefrogenik. Diabetes insipidus jenis ini muncul ketika tubuh memiliki hormon antidiuretik yang cukup untuk mengatur produksi urine, tapi organ ginjal tidak merespons terhadapnya. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kerusakan fungsi organ ginjal atau sebagai kondisi keturunan. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit mental, seperti lithium, juga bisa menyebabkan diabetes insipidus jenis ini.
Jika Anda mengalami gejala diabetes insipidus, seperti selalu merasa haus dan buang air kecil melebihi dari biasanya, sebaiknya segera temui dokter. Mungkin yang Anda alami bukan diabetes insipidus, tapi akan lebih baik untuk mengetahui penyebabnya.
Orang dewasa buang air kecil sebanyak 4-7 kali dalam sehari, sedangkan anak kecil melakukannya hingga 10 kali dalam sehari. Hal ini dikarenakan kandung kemih anak-anak berukuran lebih kecil. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab pastinya dan diagnosis terhadap kondisi yang dialami.

Pengobatan Diabetes Insipidus

Pada diabetes insipidus kranial, pengobatan mungkin tidak perlu dilakukan pada kasus yang ringan. Untuk mengimbangi jumlah cairan yang terbuang, Anda perlu mengonsumsi air lebih banyak. Terdapat obat yang berfungsi untuk meniru peran hormon antidiuretik bernama desmopressin. Jika memang diperlukan, Anda bisa mengonsumsi obat ini.
Sedangkan pada diabetes insipidus nefrogenik, obat yang digunakan untuk mengatasinya adalah thiazide diuretik. Obat ini berfungsi menurunkan jumlah urine yang dihasilkan oleh organ ginjal.

Komplikasi Diabetes Insipidus

Rendahnya jumlah air atau cairan dalam tubuh dinamakan dehidrasi. Ini adalah salah satu komplikasi yang disebabkan oleh diabetes insipidus. Jika dehidrasi yang terjadi cukup ringan, Anda bisa minum oralit untuk mengatasinya. Tapi penanganan di rumah sakit akan diperlukan jika dehidrasi yang dialami cukup parah.

sumber : http://www.alodokter.com/diabetes-insipidus
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=EfhZd1VQjAc



Hematuria

Hematuria 

Hematuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya darah di urin. Penyakit ini dibedakan menjadi gross hematuria (adanya darah berwarna merah muda atau merah tua yang disertai penyumbatan darah) atau hematuria makroskopis, yang hanya dapat dideteksi melalui mikroskop atau uji urin.
Gross hematuria dapat dideteksi dengan mudah karena sebagian besar pasien langsung mencari pertolongan medis setelah menyadari warna urin yang tidak normal, namun pasien yang menderita hematuria mikroskopis biasanya tidak menyadari adanya hematuria sampai penyakit ini dideteksi dalam pemeriksaan kesehatan rutin atau pemeriksaan untuk keluhan kesehatan lainnya.
Hematuria umumnya terjadi sebagai gejala dari penyakit lainnya. Oleh karena itu, pengobatan untuk hematuria biasanya akan dilakukan bersamaan dengan pengobatan untuk penyakit penyebabnya. Ketika memeriksa penyebab dari hematuria, saluran kemih akan diperiksa secara menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan penyebab satu persatu, sampai penyebab hematuria ditemukan.
Pada sebagian besar kasus, penyebab dari hematuria adalah penyakit yang tidak membahayakan hidup pasien. Akan tetapi, hematuria juga dapat disebabkan oleh penyakit yang ganas.

Penyebab Hematuria

Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor penyebab hematuria yang paling umum adalah:
Walaupun hematuria dapat mengenai pasien dari berbagai usia, penyakit ini lebih umum mengenai pasien berusia 50 tahun ke atas, memiliki penyakit batu ginjal, belum lama terkena infeksi virus atau bakteri, mengalami pembesaran prostat, memiliki riwayat keluarga penderita penyakit ginjal, atau pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Apabila Anda menyadari ada darah di urin Anda, Anda harus segera menemui dokter untuk mendiagnosis penyebabnya. Beberapa pasien dapat mengalami gejala lain, namun ada juga pasien yang tidak mengalami gejala lain. Bagaimanapun juga, pasien harus menemui dokter untuk mengetahui secara pasti penyebab dari hematuria dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Gejala Utama Hematuria

Hematuria merupakan gejala yang timbul akibat penyakit lain, namun penyakit ini dapat disertai oleh gejala lain. Hematuria dapat disertai oleh gejala yang ringan atau parah, tergantung pada penyebab utama penyakit.
  • Apabila hematuria disebabkan oleh infeksi ginjal, gejala yang lain dapat meliputi demam, nyeri pinggang, atau nyeri pada bagian bawah punggung.
  • Apabial hematuria disebabkan oleh batu ginjal, pasien biasanya akan mengalami gejala seperti nyeri yang parah pada perut atau panggul.
  • Apabila pasien memiliki infeksi saluran kemih, gejala yang umum terjadi adalah rasa perih saat buang air kecil, demam, nyeri pada bagian bawah perut, dan iritasi.
Pada beberapa kasus, terjadinya hematuria tidak disertai oleh gejala lain. Oleh karena itu, hematuria mikroskopis hanya dapat diketahui setelah pasien menjalani pemeriksaan rutin atau menjalani pengobatan untuk penyakit lain yang juga berkaitan dengan hematuria.

Siapa yang Harus Ditemui & Jenis Pengobatan yang Tersedia

Apabila ada darah di urin Anda, ahli kesehatan pertama yang harus Anda temui adalah dokter keluarga Anda, yang akan memeriksa riwayat penyakit keluarga Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan biasanya meliputi:
  • Pemeriksaan alat kelamin
  • Pemeriksaan kulit
  • Pengukuran tekanan darah
  • Pemeriksaan kesehatan mata
  • Pemeriksaan perut
Setelah pemeriksaan, dokter dapat mengetahui apakah Anda menderita hematuria yang disebabkan oleh penyakit glomerulus atau penyakit non-glomerulus. Hematuria yang disebabkan oleh penyakit glomerulus biasanya ditandai dengan adanya darah di urin yang berwarna coklat, sedangkan hematuria akibat penyakit non-glomerulus ditandai dengan darah di urin yang berwarna merah atau merah muda dan disertai penyumbatan darah.
Setelah pemeriksaan fisik, dokter Anda akan melakukan uji laboratorium, seperti:
  • Urianalisis untuk memeriksa sampel urin
  • Nitrogen urea darah (Blood urea nitrogen/BUN)
  • Serum kreatinin
  • Pemeriksaan hematologi dan koagulasi darah
  • Uji urin
  • Uji serologi
  • Ekskresi kalsium urin
Anda juga dapat diminta menjalani uji pencitraan, seperti:
  • Spiral CT
  • Pemeriksaan radio nuklir
  • USG ginjal dan kandung kemih
  • Pengambilan gambar uretra dan kandung kemih saat pasien buang air kecil (voiding cystourethrography)
  • sumber : https://www.docdoc.com/id/info/condition/hematuria
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=_yYeSTJafxc

albuminuria

albuminuria


Albuminuria adalah suatu kondisi di mana urin mengandung protein albumin yang banyak. Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah, sehingga albuminuria disebut juga sebagai proteinuria. Protein merupakan senyawa kompleks yang terdapat di hampir semua bagian tubuh, termasuk otot, tulang, rambut, dan kuku.
Protein yang berada dalam aliran darah juga melakukan sejumlah fungsi penting seperti melindungi tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh. Bagaimana mekanisme terjadinya albuminuria? Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin. Jika proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Penyebab Albuminuria Dua faktor risiko yang paling umum yang dapat menyebabkan albuminuria adalah sebagai berikut: Diabetes Tekanan darah tinggi (hipertensi) Keduanya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga menyebabkan albuminuria atau proteinuria. Contoh penyebab albuminuria selain darah tinggi dan diabetes meliputi: Obat-obatan Trauma atau cedera Racun Infeksi Gangguan sistem kekebalan tubuh Peningkatan produksi protein di dalam tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contoh termasuk multiple myeloma dan amiloidosis . Faktor risiko lainnya termasuk: Kegemukan Usia di atas 65 tahun Riwayat keluarga penyakit ginjal Preeklamsia ( tekanan darah tinggi dan proteinuria pada kehamilan ) Gejala Albuminuria Albuminuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Banyaknya protein dalam urin dapat ditandai dengan urin yang berbusa. Disamping itu, karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap cukup cairan, sehingga dapat terjadi pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah. Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya protein (proteinuria) dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang.
sumber : 
https://mediskus.com/penyakit/albuminuria
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=WWbVxDizOiQ

Batu Ginjal

Batu Ginjal 

  1. Batu ginjal
batu ginjal
Penyebab :
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
Pencegahan :
  1. Perbanyaklah minum air putih agar air seni lancar. Ketika berada di ruangan ber-AC, Perbanyak minum air putih walaupaun tidak haus, Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
  2. Hindari minum atau memasak menggunakan air yang kandungan kapurnya tinggi. Kapur di dalam tubuh bisa membentuk batu.
  3. Jika menderita penyakit gout dan hiperparatiroid segera atasi. Kedua penyakit itu meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal.
  4. Lakukan olahraga rutin dengan tujuan agar metabolisme di dalam tubuh berjalan dengan baik. Idealnya, lakukan olahraga dua hari sekali. Pilihlah jenis olahraga yang disukai dan lakukan sesuai kemampuan, jangan dipaksakan.
  5. Jangan duduk terlalu lama saat bekerja. Posisi tersebut mempermudah terjadinya pengendapan Kristal air seni yang kemudian membentuk batu. Paling tidak, dua jam sekali bangkitlah dari duduk dan berjalan-jalan sebentar.
  6. Bila terasa ingin membuang air seni sebaiknya segera lakukan. Sangat tidak disarankan untuk menahan air seni, karena Kristal-kristal tersebut bisa mengendap membentuk batu ginjal.
  7. Hindari makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu dengan kalsium tinggi. Begitu juga dengan makanan yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan, emping, dan brokoli. Dan kurangi konsumsi kacang-kacangan, cokelat, soda dan teh.
Pengobatan :
Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.
sumber : https://riginaadhita.wordpress.com/2015/03/26/gangguan-pada-sistem-ekskresi-ginjal/
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=ejdRM3sruaw

Nefritis

Nefritis 

  1. Nefritis
  • Penyebab               :
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki.
  • Pengobatan           :
Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
  1. Glukosuria
  • Penyebab               :
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
  • Pencegahan           :
  1. Kontrol kebiasaan makan
  2. Kendalikan berat badan
  3. Olah raga secar teratur
  4. Kelola faktro resiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
  5. Bagi yang beresiko tinggi, periksa glukosa darah setiap tahun
  • Pengobatan           :
Bagi pasien Diabetes Melitus kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala. Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan.
sumber : ttps://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/ipa/biologi/gangguan-pada-sistem-ekskresi-manusia/

 

sainsblog13 Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang