Kita dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Proses perjalanan bunyi
Mekanisme proses mendengar sesuai gambar di atas adalah sebagai berikut!
1) Gelombang bunyi diterima daun telinga.
2) Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.
3) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (osikel).
5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.
6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Bagan: Mekanisme Proses Mendengar pada Manusia
Bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi antara 20 - 20 000 getaran/ detik (Hz). SUMBER : http://www.berpendidikan.com/2015/10/jelaskan-mekanisme-proses-mendengar-pada-manusia.html
SUMBER : https://www.youtube.com/watch?v=Ua6P1k8SwU8
sumber : https://nurarifahsains.blogspot.co.id/2018/04/prinsip-pendengaran-manusia.html
USG atau ultrasonografi adalah teknik menampilkan gambaran atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh. Dalam mengambil gambar, alat ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Kondisi yang Membutuhkan Diagnosis USG
Umumnya USG memakai sebuah alat bernama transducer yang ditempelkan di kulit untuk memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Namun, ada beberapa teknik USG yang perlu memasukkan transducer ke dalam tubuh. Teknik ini membutuhkan transducer khusus.
Selain itu, perkembangan teknologi membuat hasil pencitraan USG bukan saja lebih akurat, namun juga bisa digunakan dengan tujuan lebih spesifik. Beberapa tujuan pemakaian dan jenis USG yang digunakan antara lain:
Mengetahui masalah yang ada di dalam prostat dengan memakai USG transrektal (melalui anus).
Mendapatkan pencitraan dari rahim dan ovarium melalui USG transvaginal.
Mendapat gambar yang jelas dari organ jantung melalui ekokardiogram.
Memperoleh gambar yang jelas dari peredaran darah pada pembuluh darah dengan USG teknologi Doppler.
Mendapatkan visualisasi jaringan perut dan organ di dalamnya melalui USG abdomen.
Memantau struktur dan jaringan di sekitar ginjal melalui USG ginjal.
Beberapa alat musik yang berkaitan dengan penggunaan prinsip resonansi.
a. Gamelan
Gamelan terdiri dari kotak resonansi yang di atasnya terdapat lempengan-lempengan logam yang berfungsi sebagai penghasil getaran jika dipukul. Apabila lempeng logam gamelan dipukul, getarannya menyebabkan udara yang ada di bawahnya ikut bergetar atau beresonansi sehingga menghasilkan nada yang lebih tinggi. Yang termasuk gamelan antara lain: saran, gambang, gender, dan gong.
b. Alat musik pukul
Gendang tambur dan rebana termasuk alat musik pukul yang menggunakan selaput tipis. Di bagian sisi atau bawahnya diberi lubang agar udara di dalamnya bebas bergetar. Apabila gendang atau tambur dipukul, selaput tipisnya bergetar dan udara di dalamnya beresonansi.
Selaput tipis sangat mudah beresonansi, sumber getar yang frekuensinya lebih besar ataupun lebih kecil dapat menyebabkan selaput tipis ikut bergetar. Jadi tidak selalu frekuensi kedua benda harus sama.
Telinga manusia memiliki selaput tipis, yaitu selaput gendang telinga. Selaput itu mudah sekali bergetar apabila di luar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan frekuensi selaput gendang telinga.
c. Alat musik tiup
Yang termasuk alat musik tiup adalah seruling, terompet, klarinet, trombon, dan saksofon. Apabila ditiup, kolom udara di dalamnya beresonansi. Perbedaan antara alat musik tiup yang satu dengan yang lain terletak pada cara mengubah panjang kolom udara dalam pipa.
d. Alat musik petik/gesek
Apabila senar getar dipetik, getaran sinar menyebabkan udara dalam kotak gitar beresonansi. Hal itu juga terjadi pada biola.
SUMBER : https://cepatrambatbunyi.blogspot.co.id/2015/03/resonansi-berbagai-alat-musik.html
SUMBER : https://www.youtube.com/watch?v=njwsFK-xwy8
sumber : https://nurarifahsains.blogspot.co.id/2018/04/alat-alat-musik-yang-menggunakan.html#more
Ekolokasi adalah penggunaan gelombang suara untuk menentukan letak objek-objek yang ada, berdasarkan pantulan gelombang suara itu. Jarak ditentukan berdasarkan waktu yang dibutuhkan pantulan gelombang suara untuk kembali ke sumbernya. Terdapat beberapa jenis hewan yang menggunakan ekolokasi, contohnya kelelawar dan ikan paus.
Kelelawar menggunakan ekolokasi untuk navigasi di saat malam hari yang gelap, untuk mencari mangsanya (serangga-serangga). Mereka mengeluarkan gelombang suara dengan menggunakan mulut atau hidung. Ketika gelombang suara mengenai benda, gelombang itu akan memantul kembali ke kelelawar. Dari pantulan ini, kelelawar dapat mengetahui lokasi, ukuran, bentuk, dan bahkan tekstur dari suatu benda.
Kebanyakan orang tidak bisa mendengar gelombang suara ini, sebab frekuensi gelombang suara yang dikeluarkan oleh kelelawar sangat tinggi (berkisar dari 11 kHz sampai 212 kHz).
Ikan paus juga menggunakan ekolokasi agar dapat mengetahui lingkungan sekitarnya saat berada di laut dalam yang gelap. Air adalah penghantar suara yang sangat baik. Dibandingkan dengan udara, suara dapat merambat hampir 5 kali lebih cepat dalam air.
Jadi, jika suatu benda berada sejauh 4500 meter dan suara merambat pada kecepatan 1500 m/s, maka dibutuhkan waktu 3 detik untuk gelombang suara mencapai benda itu, lalu pantulan gelombang suara juga membutuhkan waktu 3 detik untuk kembali ke sumbernya. (4500÷1500=3)
Konsep yang sama dengan ekolokasi digunakan oleh sonar. Sonar pada kapal laut dapat digunakan untuk menentukan lokasi kapal lain dan mengukur kedalaman laut.
sumber : http://www.jendelasarjana.com/2014/06/pengertian-ekolokasi.html
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=bAvoz_ofoeo
Efek Doppler ditemukan oleh ilmuwan fisika asal Austria yang bernama Christian Johanm Doppler. Efek Doppler menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan pergerakan sumber bunyi terhadap pendengar yang relatif satu sama lain dan menyebabkan frekuensi yang didengar berbeda dari frekuensi yang dihasilkan sumber bunyi.
Misalnya, ketika sebuah ambulans yang membunyikan sirinenya bergerak mendekati seseorang yang sedang berdiri di bahu jalan, maka bunyi yang akan terdengar makin tinggi. Ketika ambulans tersebut bergerak menjauh maka bunyi sirine yang terdengar akan semakin mengecil.
Efek Doppler dirumuskan sebagai berikut:
Dalam rumus efek Doppler ada beberapa perjanjian tanda nih Squad.
vs bernilai positif (+) jika sumber bunyi menjauhi pendengar.
vs bernilai negatif (-) jika sumber bunyi mendekati pendengar.
vp bernilai positif (+) jika pendengar mendekati sumber bunyi.
vp bernilai negatif (-) jika pendengar menjauhi sumber bunyi.
Agar lebih mudah dalam mengingat tanda perhatikan ilustrasi berikut:
sumber : https://blog.ruangguru.com/pengertian-dan-rumus-efek-doppler
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=uoC2YzjDE7U
Interferensi gelombang bunyi merupakan sumber bunyi koheren. Dua pengeras suara yang dihubungkan pada generator sinyal (alat pembangkit frekuensi radio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi koheren. Misalnya : Ketika anda berjalan sejajar dengan meja yang diatasnya terdapat radio di lengkapi dengan pengeras suara pada jarak 3 m, pada posisi tertentu anda mendengar bunyi paling lemah, sedangkan pada posisi yang lain anda justru mendengar bunyi yang kuat. Peristiwa ini disebabkan oleh terjadinya interferensi bunyi.
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=r90H2CybEfI
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=TQspCIdIUzE
Pengujian terhadap Sambungan Las pada Tiang Pancang
Tujuan pengujian ultrasonic adalah melakukan pengujian terhadap kualitas las yang digunakan untuk menyambung dua pipa tiang pancang. Pengujian
dilakukan dengan standart ANSI/AWS.DI.I (Structural Welding Code, 2002 Edition) dan Ultrasonic Examination Procedure for Steek Structure. (Doc No: UT22 HH).
Pengujian dengan menggunakan satu unit pesawat Ultrasonic model USK 7
Krautkramer dengan dilengkapi probe normal, probe sudut 70º Block kalibrasi V1 dan V2. Coupant yang digunakan adalah CMC. Pengujian material dengan metode ultrasonic digunakan gelombang transversal maupun longitudinal. Kedua gelombang tersebut dibangkitkan oleh suatu probe (transduser) yang juga berfungsi sebagai penerima gelombang.
Prisip dasar pengujian sambungan las tiang pancang dengan adalah dengan ultrasonic test merambatkan gelombang ultrasonic ke dalam material yang akan diuji melalui transducer probe.Apabila gelombang tersebut mengenai bidang yang tegak lurus dengan arah gelombang, maka akan dipantulkan kembali dan diterima oleh transducer probe dalam bentuk pulsa pada layar CRT (monitor ultrasonic) yang merupakan pulsa cacat (defecta) atau pulsa pantulan balik dari dinding belakang.
Pengujian Beban pada Tiang Pancang Baja
PDA test bertujuan untuk memverifikasikan kapasitas daya dukung tekan pondasi tiang pancang terpasang. Dari hasil-hasil pengujian akan didapatkan informasi besarnya kapasitas dukung termobilisir dengan faktor keamanan 2, dan dipakai untuk menilai apakah beban kerja rencana dapat diterima oleh tiang terpasang.
Pelaksanaan
Pengujian dilaksanakan sesuai ASTM D-4945, yang dilakukan dengan memasang dua buah sensor yaitu strain transduser dan accelerometer transduser pada sisi tiang dengan posisi saling berhadapan, dekat dengan kepala tiang. Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing-masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tekan akan merambat dari kepala tiang ke ujung bawah tiang (toe) setelah itu gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor. Gelombang yang diterima sensor secara otomatis akan disimpan oleh komputer. Rekaman hasil gelombang ini akan menjadi dasar bagi analisa dengan menggunakan program TNOWAVE-TNODLT, di mana gelombang pantul yang diberikan oleh reaksi tanah akibat kapasitas dukung ujung dan gerak akan memberikan kapasitas dukung termobilisasi (mobilized capacity). Hasil Pengujian Angka penurunan yang diambil sebagai immediate displacement (perpindahan sesaat) saat beban mencapai kapasitas dukung dengan faktor keamanan (FK) = 2, dan tidak menyatakan penurunan konsolidasi. Beban kerja yang diharapkan per-tiang adalah 140 ton.
Dari hasil uji pembebanan dinamis meliputi kapasitas dukung termobilisasi, yang besarnya ditentukan oleh beban dan energi, maka kapasitas dukung termobilisasi dengan FK=2 yang dihasilkan dinilai memenuhi target beban rencana dengan penurunan (displacement) dan masih dalam batas yang aman.
sumber : http://bpws.go.id/index.php/pengendalian-mutu/item/206-pengujian-ultrasonic
https://www.youtube.com/watch?v=UM6XKvXWVFA
sumber : https://tyararla.blogspot.co.id/2018/03/pengujian-ultrasonik.html
Sonifikasi adalah prosespemberian energi gelombang ultrasonik pada suatu bahan (larutan atau campuran), sehingga bahan tersebut dapat dipecah menjadi bagian yang sangat kecil.
Di laboratoriumm, sonifikasi dilakukan dengan bantuan alat yang disebut sonikator. Pada alat pembuatan kertas, juga terdapat alat yang memancarkan gelombang ultrasonik pada serat selulosa, sehingga tersebar lebih merata dan menjadikan kertas lebih kuat.
Sonifikasi dapat digunakan untuk produksi nanopartikel seperti nanoemulsi dan nanokristal. Sonifikasi juga dapat mempercepat ekstaksi (pengambilan) minyak dari dalam jaringan tumbuhan dan pemurnian minyak bumi.
sumber : https://tyararla.blogspot.co.id/2018/03/sonifikasi.html
Ultrasonic Cleaning atau ultrasonic cleaner adalah alat pembersih yang menggunakan gelombang ultrasonik (biasanya 20 -400Khz) dan cairan pembersih khusus (minimal aquadest ) digunakan untuk membersihkan bagian alat atau glassware .
Gelombang Ultrasonik dapat digunakan dengan hanya menggunakan air biasa, tapi penambahan solvent khusus akan membantu membuat dampak lebih baik.
Proses pembersihan biasanya berlangsung 3 sampai 6 menit.
Dalam perkembangannya alat ini juga sekarang digunakan untuk melarutkan sample.
Alat ini cocok juga digunakan untuk membersihkan : Kacamata, perhiasan, peralatan kedokteran gigi, printer head, sisir, peralatan tatto, gigi palsu, arloji, dan lain sebagainya.
sumber : https://digital-meter-indonesia.com/ultrasonic-cleaner-pembersih-ultrasonik/
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=VlA6rzCP3Ck
Terapi ultrasound adalah metode pengobatan yang menggunakan teknologi ultrasound atau gelombang suara untuk merangsang jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Walaupun telah lama digunakan di bidang kedokteran untuk berbagai tujuan, teknologi ultrasound lebih dikenal sebagai alat pemeriksaan daripada sebagai alat terapi. Salah satu keuntungan terapeutik dari ultrasound yang belum terlalu dikenal adalah pengobatan cedera otot. Oleh karena itu, terapi ultrasound sering digunakan dalam pengobatan muskuloskeletal dan cedera akibat olahraga.
Keberhasilan penggunaan teknologi ultrasound sebagai alat terapi bergantung pada kemampuannya untuk merangsang jaringan yang ada di bawah kulit dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi, mulai dari 800.000 Hz – 2.000.000 Hz. Efek penyembuhan dari ultrasound pertama ditemukan pada sekitar tahun 1940. Awalnya, terapi ini hanya digunakan oleh terapis fisik dan okupasi. Namun, saat ini penggunaan terapi ultrasound telah menyebar ke cabang ilmu kedokteran lainnya.
Siapa yang Perlu Menjalani Terapi Ultrasound dan Hasil yang Diharapkan
Saat ini, terapi ultrasound lebih banyak digunakan dalam pengobatan cedera muskuloskeletal. Pasien yang dapat memanfaatkan teknologi ultrasound sebagai terapi muskuloskeletal adalah mereka yang menderita penyakit berikut:
Plantar fasciitis (peradangan pada fascia plantar di tumit)
Siku tenis
Nyeri pada bagian bawah punggung
Penyakit temporomandibular
Ligamen yang terkilir
Otot yang tegang
Tendonitis (peradangan tendon)
Peradangan sendi
Metatarsalgia (peradangan sendi metatarsal di telapak kaki)
Namun, tergantung pada cara dan tingkat penggunaan terapi ultrasound, terapi ini juga dapat digunakan untuk menangani penyakit yang serius dan kronis seperti kanker. Jenis metode terapi ultrasound antara lain adalah:
Lithotripsi (untuk menghancurkan batu di saluran kemih)
Terapi kanker
Pemberian obat tepat sasaran dengan ultrasound
Ultrasound Intensitas Tinggi (High Intensity Focused Ultrasound/HIFU)
Pemberian obat dengan ultrasound trans-dermal
Penghentian pendarahan (hemostasis) dengan ultrasound
Trombolisis dengan bantuan ultrasound
Setelah dipancarkan pada bagian tubuh yang membutuhkan pengobatan, teknologi ultrasound akan menyebabkan dua efek utama: termal dan non-termal. Efek termal disebabkan oleh penyerapan gelombang suara ke jaringan halus tubuh, sedangkan efek non-termal disebabkan oleh microstreaming, streaming akustik, dan kavitasi, atau akibat bergetarnya jaringan yang menyebabkan terbentuknya gelembung mikroskopis.
Cara Kerja Terapi Ultrasound
Terapi ultrasound memiliki banyak tingkat, tergantung pada frekuensi dan intensitas dari suara yang digunakan. Tingkat keragaman yang tinggi ini sangat menguntungkan untuk alat terapeutik karena terapis dapat menyesuaikan intensitas terapi agar sesuai dengan penyakit yang ditangani. Namun pada dasarnya terapi ultrasound bekerja dengan menggunakan gelombang suara yang ketika dipancarkan pada bagian tertentu tubuh dapat meningkatkan suhu dari jaringan tubuh yang rusak.
Untuk pengobatan muskuloskeletal, terapi ultrasound bekerja dengan tiga cara:
Mempercepat proses penyembuhan dengan memperlancar aliran darah di bagian tubuh yang mengalami gangguan.
Menyembuhkan peradangan dan edema (penimbunan cairan), sehingga dapat mengurangi rasa sakit.
Memperlunak jaringan luka
Terapi ultrasound juga dapat digunakan untuk:
Menghancurkan timbunan zat asing di dalam tubuh, seperti timbunan kalkulus, mis. batu ginjal dan batu empedu; ketika telah dipecahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dapat dikeluarkan dari tubuh dengan aman dan mudah
Meningkatkan proses penyerapan dan keberhasilan obat di bagian tubuh tertentu, mis. memastikan bahwa obat kemoterapi mengenai sel kanker otak yang tepat
Menghilangkan timbunan kotoran ketika tindakan pembersihan gigi
Membantu sedot lemak, mis. sedot lemak dengan bantuan ultrasound
Membantu dalam skleroterapi atau perawatan laser endovenous, yang dapat digunakan sebagai metode penghilangan varises non-bedah
Memicu agar gigi atau tulang dapat tumbuh kembali (hanya ketika menggunakan denyut ultrasound intensitas rendah)
Menghilangkan penghalang darah di otak (blood-brain barrier) agar obat dapat diserap tubuh dengan baik
Bekerja bersama antibiotik untuk menghancurkan bakteri
Untuk mendapatkan manfaat dari terapi ini, ultrasound harus dipancarkan pada kulit dari bagian tubuh yang mengalami kerusakan dengan menggunakan transduser atau alat yang dirancang khusus untuk terapi ini. Saat gelombang suara telah dipancarkan, gelombang tersebut akan diserap oleh jaringan halus tubuh, seperti ligamen, tendon, dan fascia.
Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Terapi Ultrasound
Walaupun teknologi ultrasound telah banyak digunakan, namun tetap ada panduan cara penggunaan ultrasound yang aman. Panduan ini bertujuan untuk mencegah risiko tertentu yang dapat terjadi, sekecil apapun kemungkinannya. Risiko tersebut meliputi:
Luka bakar akibat terapi ultrasound
Pendarahan akibat terapi mekanis
Efek biologis yang tidak terlalu berpengaruh namun tidak dapat diperkirakan
Namun, karena terapi ultrasound hanya menggunakan gelombang suara sebagai komponen utama dalam pengobatan, terapi ini tidak memiliki risiko bahaya seperti terapi lainnya seperti bahaya dari terapi radiasi. Selain itu, pasien tidak berisiko terkena kanker, walaupun terapi ultrasound dilakukan berkali-kali dan jumlah gelombang suara yang dikenakan pada pasien bertambah.
Untuk memastikan keamanan dan keselamatan pasien, risiko dan keuntungan dari terapi ultrasound harus dicermati dengan seksama. Sebelum menjalani terapi ultrasound, pasien harus membandingkan keuntungan yang bisa didapatkan dengan risiko yang bisa terjadi.
sumber : https://www.docdoc.com/id/info/procedure/terapi-ultrasound
Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).
Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.
Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar.
Pada tahun 1918 Inggris dan AS membuat sistem aktif, di mana sinyal sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu objek, petugas sonar mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Karena tidak ada sinyal yang dikirim pada sistem pasif, alat hanya mendengarkan. Pada sistem pasif maju, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sonar
sumber : https://www.youtube.com/watch?v=gwD5mtIhYdg